Skip to main content
Categories
HeadlineInspirasiKesehatanKesehatan

Fakta Menarik Tentang Kopi Hitam VS Kopi Instan Menurut Aspek Kesehatan

Kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Sekarang ini, penggemar kopi tidak hanya pada kalangan orang dewasa namun remaja juga menyukai minuman ini. Seperti telah kita ketahui, terdapat banyak pernyataan di beberapa artikel maupun media informasi yang membahas tentang pengaruh kopi terhadap kesehatan.

Menurut beberapa penelitian, kopi bermanfaat untuk mereka yang menderita penyakit seperti diabetes mellitus tipe-2, penyakit jantung (kardiovaskular), penyakit Alzheimer dan Parkinson. Selain itu, kopi memiliki efek yang menguntungkan pada risiko kanker terutama pada perempuan, khususnya yang berhubungan dengan kanker hati dan kandungan (endometrium). Pengaruh tersebut ternyata ada pada kandungan dari kopi itu sendiri yaitu komponen antioksidan.

Pedoman kesehatan Meksiko mengklasifikasikan minuman sehat menurut kandungan energi, nilai gizi, dan risiko terhadap kesehatan yaitu kopi tanpa gula sebanyak empat gelas/hari. Hal ini menunjukkan efek penurunan pada penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, kolestrol tinggi, obesitas serta meningkatkan perlindungan terhadap kerusakan DNA.

Sebelumnya, kita ketahui bahwa jumlah atau prevalensi penyakit metabolik seperti diabetes mellitus di dunia (dengan usia yang distandarisasi) yaitu telah meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas serta pola hidup masyarakat yang tidak sehat.

Jumlah terbesar orang dengan diabetes diperkirakan berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah kasus diabetes di dunia. Tidak hanya diabetes, risiko penyakit lain seperti obesitas pada orang dewasa, resistensi insulin (gangguan respon tubuh terhadap insulin), intoleransi glukosa, dislipidemia, dan hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular (CVD) dan kanker.

Hubungan antara kopi dengan penurunan risiko terhadap penyakit yang disebutkan sebelumnya murni berasal dari komponen kopi itu sendiri. Beberapa kandungan bioaktif pada kopi yang banyak adalah cafestol, kahweol, poliphenol, trygonelin, hidrokarbon aromatik polisiklik dan kafein. Selain itu, Kopi memiliki komponen antioksidan dan berkontribusi terhadap pencegahan stres oksidatif (keadaan yang merusak fungsi dan struktur sel tubuh yang normal) yang telah terbukti memiliki sifat antikanker.

Beberapa studi epidemiologis telah menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang memiliki kemungkinan yang kecil untuk terkena penyakit metabolik. Selain itu, laporan lain menggambarkan pengaruh asupan kopi pada kerusakan lipid, protein dan DNA, dan modulasi kapasitas antioksidan dan enzim antioksidan dalam penelitian dengan subyek manusia. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi meningkatkan efek perlindungan atau proteksi terhadap kerusakan DNA dan pembuluh darah.

Secara keseluruhan efek kopi terhadap kesehatan sangat baik, namun komposisi yang dicampurkan seperti susu, gula, atau creamer memiliki pengaruh terhadap efektifitas kerja kopi di dalam tubuh kita. Hal ini dibuktikan pada suatu penelitian yang dilakukan pada individu dengan penyakit metabolik yang mengkonsumsi tiga gelas/hari kopi campuran dengan komposisi polifenol, hidroksikinamat polifenol, asam hidroksisinamat (510,6 mg) dan kafein (121,2 mg) selama 8 minggu. Pada kelompok konsumsi kopi ini, tekanan darah, persentase lemak tubuh, kadar leptin (hormon yang dihasilkan oleh sel lemak), konsentrasi glukosa, resistensi insulin dan kadar trigliserida berkurang.

Selain itu, pada penelitian lainnya didapatkan kondisi yang berkebalikan yaitu pada 17.953 orang Korea membandingkan individu yang mengkonsumsi kopi instan > 3 kali/hari dengan individu yang mengkonsumsi kopi instan <1 kali/minggu, hasilnya  didapatkan peningkatan risiko obesitas pada subjek yang mengkonsumsi kopi instan > 3 kali/hari. Dalam studi ini, sebagian besar subyek mengkonsumsi susu atau mengkonsumsi campuran kopi instan yang mengandung gula dan creamer bubuk. Hasil ini menunjukkan bahwa peminum kopi instan memiliki tingkat risiko penyakit metabolik yang lebih besar.

Ternyata konsumsi campuran kopi instan dapat memiliki efek berbahaya pada kesehatan terutama terjadinya penyakit metabolik. Oleh karena itu, peningkatan risiko penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh asupan gula dan creamer bubuk yang berlebihan di dalam kopi. Hal ini juga didukung oleh pedoman Meksiko yang mengklasifikasikan minuman sehat dari yang paling tinggi (level 1) ke yang paling rendah (level 5) menurut kandungan energi, nilai gizi, dan risiko terhadap kesehatan. Kopi tanpa gula adalah minuman level 3, terbatas pada empat gelas/hari.

Perlu diketahui bahwa konsumsi kopi ini harus dilihat dari tingkat kebutuhan, umur dan kondisi tubuh. Konsumsi kopi yang terlalu banyak yaitu > 4 gelas/hari tidak disarankan karena terdapat pula efek samping bila dikonsumsi secara berlebihan. Konsumsi kopi tidak disarankan pada anak-anak dan ibu hamil. Oleh karena itu, sesuai dengan beberapa pernyataan dalam penelitian di atas bahwa komponen dari kopi secara murni sudah sangat bagus dalam menurunkan risiko penyakit serta menjaga struktur dan fungsi sel tubuh terhadap kerusakan, namun penambahan komponen seperti gula atau creamer dapat mengganggu efektifitas dari kopi tersebut. Selain itu, pola hidup sehat juga berpengaruh dalam meningkatkan fungsi tubuh yang baik dan konsumsi kopi ini harus dilakukan secara cermat dan sesuaikan dengan kebutuhan tubuh, jangan berlebihan dan memaksakan tubuh anda.

Take care of your body. It’s the only place you have to live”  – Jim Rohn.

A little bit information about the writer 🙂

Nama : Hasna Luthfiah Fitriani

Pekerjaan : Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum

Hobi : Makan, Minum Kopi dan Menonton Film

Cita-Cita : Ingin menjadi pribadi yang sehat dan mulai mencintai kopi hitam terutama produk Indonesia demi tercapainya kondisi tubuh yang prima 🙂

Daftar Pustaka

  1. Cornelis MC. 2019. The Impact of Caffeine and Coffee on Human Health. 11-416. www.mdpi.com/journal/nutrients
  2. Reyes CM dan Cornelis MC. 2018. Caffeine in the Diet: Country-Level Consumption and Guidelines. Nutriens. 10-1772. www.mdpi.com/journal/nutrients.
  3. Yamagata K. 2018. Do Coffee Polyphenols Have a Preventive Action on Metabolic Syndrome Associated Endothelial Dysfunctions? An Assessment of the
    Current Evidence. MDPI. 7-26. mdpi.com/journal/antioxidants.
  4. Yarmolinsky J, Noel T. Mueller, Duncan BB, Molina M, Goulart AC , Schmidt MI. 2015. Coffee Consumption, Newly Diagnosed Diabetes, and Other Alterations in Glucose Homeostasis: A Cross-Sectional Analysis of the Longitudinal Study of Adult Health (ELSA-Brasil). PLOS ONE. DOI:10.1371/journal.pone.0126469.
  5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil Riskesdas 2018.
  6. Bidel S, Tuemihleto J. 2013. The Emerging Health Benefits of Coffee with An Emphasis on Type 2 Diabetes and Cardiovascular Diseases. European Endocrinology. Touch Medical Media.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends