Skip to main content
Categories
BudayaGaya HidupRumah TanggaWoman Talks

Jatuh Cinta Lagi di Tengah Pernikahan

Ada yang beranggapan, menikah adalah sebuah puncak pencapaian hidup. Mereka menganggap, menikah adalah sebuah barometer kesuksesan dalam hidupnya. Karena, saat menikah, ada pasangan, yang melengkapi sisi kosong dalam hidupnya. Pendapat tersebut, sah-sah saja, hanya saja, tidak semua orang, mempunyai pendapat yang sama. Karena, kadangkala, menikah pun, sebenarnya bukan sebuah solusi atas masalah kelajangan seseorang, tapi justru timbunan masalah baru yang harus dihadapi di hari esok.

Ya, menikah, memang bukan melulu tentang madunya hidup berumah tangga. Ada banyak persoalan yang kita harus hadapi. Bukan hanya tentang selera isi dua kepala saja yang berbeda, tapi juga melibatkan keluarga besar di belakangnya. Itulah sebabnya, menikah, pada dasarnya adalah ujian kesabaran bagi para pelakunya. Uji kedewasaan dalam bersikap, kebijaksanaan dalam bertindak, serta kekuatan dalam menjalaninya.

Beratkah? Bisa iya bisa tidak.

Yang jelas, memang pada saat menikah, ada sederet persoalan, yang bisa memicu perbedaan pendapat, dan bisa berakhir dengan keributan atau pertengkaran. Mulai dari masalah ekonomi, anak, tempat tinggal, orangtua kedua belah pihak, hingga persoalan cinta yang tumbuh lagi tapi bukan pada pasangan kita. Dan hal yang terakhir ini, menduduki peringkat kedua, sebagai penyebab masalah perceraian rumah tangga di Indonesia, peringkat pertamanya ya jelas, seringkali masalah ekonomi yang menjadi penyebab utamanya.

Bagi sebagian orang, menikah adalah dead end untuk yang namanya jatuh cinta lagi pada orang lain selain pasangan kita. Padahal, hal itu wajar saja, biasa saja. Mengingat hati, tempat rasa cinta ini bersemayam, memang seringkali tak bisa ditebak oleh empunya tubuh. Kita tak bisa menebak, bagaimana hati tiba-tiba mempermainkan ego kita, saat kita bertemu dengan seseorang yang menarik hati.

Sebenarnya ada banyak faktor, yang bisa membuat pasangan kita, atau kita sendiri, jatuh cinta lagi dengan orang lain. Ada faktor internal, maupun faktor eksternal. Dan hal ini, jarang sekali ditelaah, oleh kita, saat perasaan cinta itu sudah terlanjur muncul, meski sebenarnya tabu, saru. Mulai dari perasaan diabaikan oleh pasangan, perasaan bosan dengan rutinitas kehidupan pernikahan, hingga alter ego yang bicara, ego ingin membuktikan pada pasangan, juga orang lain : “ini loh, aku masih laku, masih ada yang mau, walau aku sudah ada anak, sudah tua, nyatanya masih ada yang mau.”

Kalau sudah begitu, apa salah jika jatuh cinta lagi?

Tidak, tidak ada yang salah saat kita, atau pasangan kita jatuh cinta lagi. Sekali lagi itu wajar, normal, karena berarti hati kita masih berfungsi selayaknya hati, hati kita belum mati. Tapi, yang salah atau benar adalah bagaimana sikap kita, saat kita jatuh cinta lagi di tengah pernikahan. Karena, menikah, adalah sebuah janji, sebuah janji yang dilegalisasi oleh agama serta negara. Dan di sini, kedewasaan kita sebagai manusia, dituntut untuk menjalani, menepati serta menjaga janji-janji itu hingga akhir masa. Karena, ada banyak pihak pula, bukan hanya ego kita yang bicara. Ada anak-anak, orangtua serta keluarga, selain pasangan kita, yang jelas ikut tersakiti, saat janji-janji itu kita ingkari.

Bersikaplah bijak, nikmati perasaan cinta itu, tapi tak perlu pula kita genapi, sebab memang tak perlu. Belajarlah memahami, bahwa ini, hanya salah satu pengingat, bahwa cinta pun ternyata bisa surut, saat kita tak mampu merawatnya. Ada banyak cara untuk bisa mengubur perasaan itu dalam-dalam, dan biarlah perasaan itu berfungsi sebagai pengingat kita, bahwa ada hal, yang lebih penting, dari sekedar ego kita.

Itulah sebabnya, jatuh cinta lagi, sebenarnya layaknya pisau bermata dua di sebuah pernikahan. Di satu sisi, itu salah, tapi di sisi lain, justru dari situ kita belajar dewasa, bersikap bijak, dengan berkompromi terhadap perasaan kita sendiri, mengesampingkan ego pribadi, demi menjaga keutuhan janji yang pernah terucap.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends